DPRK Aceh Barat Sambut Baik Kehadiran Jalan Alternatif Cot Murong–Seumuleng

ACEH BARAT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat dari daerah pemilihan (Dapil) III Woyla Raya, Tgk Bachtiar, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang telah menuntaskan pembangunan ruas jalan alternatif Cot Murong–Seumuleng di Kecamatan Bubon.
Menurutnya, rampungnya pembangunan jalan sepanjang enam kilometer dengan lebar empat meter tersebut merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya warga Bubon dan Woyla Raya yang selama ini kerap terisolasi akibat banjir di ruas jalan utama Ateung Teupat.
“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas PUPR yang telah merespons keluhan masyarakat dengan menghadirkan solusi konkret. Jalan Cot Murong–Seumuleng ini akan menjadi jalur penyelamat bagi warga saat banjir melanda jalan Ateung Teupat,” kata Tgk Bachtiar di Meulaboh, Kamis (21/8/2025).
Politisi asal Woyla Raya itu menjelaskan, selama bertahun-tahun masyarakat harus menanggung kesulitan setiap kali hujan deras mengguyur dan mengakibatkan jalan Ateung Teupat terendam banjir. Tidak sedikit pengendara sepeda motor yang harus menyewa jasa becak barang agar bisa menyeberang, sementara sebagian lainnya memilih menunda aktivitas karena jalan tidak bisa dilalui.
“Situasi seperti ini sangat menyulitkan masyarakat. Jalan adalah urat nadi perekonomian. Begitu akses terganggu, maka aktivitas perdagangan, pendidikan, bahkan layanan kesehatan juga ikut terhambat. Dengan adanya jalan alternatif ini, warga Woyla Raya bisa bernapas lega,” ujar Tgk Bachtiar.
Ia menambahkan, kehadiran jalur Cot Murong–Seumuleng tidak hanya menjadi solusi darurat, tetapi juga berpotensi besar mendukung konektivitas wilayah. Akses tersebut akan memperlancar arus barang dan jasa dari Woyla Raya menuju pusat pemerintahan dan ekonomi di Meulaboh.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Dr. Kurdi, melalui Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Beni Hardi, menjelaskan bahwa jalan Cot Murong–Seumuleng dibangun sebagai respon langsung atas keluhan masyarakat. Jalan ini telah ditimbun dan dilapisi kerikil sehingga dapat dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Alhamdulillah, sekarang masyarakat tidak perlu lagi was-was setiap kali hujan. Jika jalan Ateung Teupat tergenang, jalur alternatif Cot Murong–Seumuleng bisa digunakan,” kata Beni.
Ia menambahkan, pembangunan jalan alternatif ini merupakan bagian dari program prioritas Pemkab Aceh Barat dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Meski saat ini masih berupa lapisan kerikil, Tgk Bachtiar berharap pemerintah dapat secara bertahap melakukan peningkatan kualitas jalan tersebut hingga beraspal. Hal ini penting agar kenyamanan dan keamanan pengguna jalan semakin terjamin.
“Kami di DPRK tentu akan mendorong agar pemerintah mengalokasikan anggaran lanjutan untuk perbaikan permanen, sehingga manfaat jalan ini bisa lebih maksimal. Warga sudah merasakan solusi, tetapi tentu berharap jalan ini ke depan bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.
Hartini, seorang warga Bubon yang setiap hari menggunakan akses jalan tersebut, mengaku sangat terbantu dengan adanya jalur alternatif. Ia menceritakan bagaimana sebelumnya harus mengeluarkan biaya tambahan hanya untuk bisa melewati banjir di Ateung Teupat.
“Kalau musim hujan, kami terpaksa sewa becak barang agar motor bisa lewat. Itu pun harus bayar, dan kalau tidak ada uang, terpaksa aktivitas tertunda. Sekarang dengan adanya jalan Cot Murong–Seumuleng, kami lebih tenang. Semoga ke depan bisa diaspal supaya lebih nyaman,” ujarnya.
Tgk Bachtiar menegaskan, pihaknya di DPRK akan terus mengawal aspirasi masyarakat Woyla Raya agar pembangunan infrastruktur mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Ia meyakini, pembangunan jalan Cot Murong–Seumuleng hanyalah langkah awal untuk membuka keterisolasian daerah-daerah pedalaman Aceh Barat.
“Kita ingin masyarakat Woyla Raya merasakan kemajuan yang sama seperti daerah lain. Jalan adalah kebutuhan dasar. Jika akses lancar, maka sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan juga akan ikut berkembang,” tegasnya.
Dengan rampungnya jalur Cot Murong–Seumuleng, kini masyarakat Aceh Barat, khususnya di kawasan Bubon dan Woyla Raya, memiliki harapan baru. Jalan alternatif ini bukan hanya solusi atas banjir tahunan, tetapi juga simbol kolaborasi pemerintah daerah dan legislatif dalam menjawab kebutuhan mendesak masyarakat.
Komentar