Jalan Alternatif Cot Murong–Seumuleng Rampung Dibangun, Solusi Antisipasi Banjir di Kecamatan Bubon

ACEH BARAT – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kembali menuntaskan salah satu proyek strategis bidang infrastruktur, yakni pembangunan ruas jalan Cot Murong–Seumuleng di Kecamatan Bubon.
Jalan dengan panjang enam kilometer dan lebar empat meter ini kini telah selesai diperbaiki dan dapat difungsikan sebagai jalur alternatif, khususnya saat ruas jalan Ateung Teupat terendam banjir pada musim penghujan.
Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Dr. Kurdi, melalui Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Beni Hardi, mengatakan pembangunan jalan alternatif ini merupakan jawaban atas keluhan masyarakat pengguna jalan yang selama bertahun-tahun menghadapi persoalan banjir di jalur utama Ateung Teupat, yang menghubungkan Kecamatan Bubon dengan kawasan Woyla Raya.
“Ruas jalan Cot Murong–Seumuleng yang memiliki panjang 6.000 meter dengan lebar 4 meter dan telah dilapisi kerikil, kini sudah bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalan ini dapat menjadi jalur alternatif bagi masyarakat dari Woyla menuju pusat Kota Meulaboh atau sebaliknya, tanpa harus khawatir terjebak banjir,” kata Beni, Rabu (20/8/2025).
Menurutnya, keberadaan jalan alternatif ini sangat strategis. Selain memperlancar mobilitas masyarakat, jalur Cot Murong–Seumuleng juga akan mengurangi ketergantungan pada jalan Ateung Teupat yang kondisinya kerap terendam banjir setiap kali hujan deras turun.
“Alhamdulillah, dengan adanya jalur ini, masyarakat tidak perlu lagi menerobos banjir di Ateung Teupat. Ini adalah bentuk respon nyata pemerintah daerah terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya dalam hal kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan,” tambah Beni.
Selama ini, keluhan warga terhadap kondisi jalan Ateung Teupat memang cukup besar. Banyak pengendara sepeda motor terpaksa mengeluarkan biaya tambahan dengan menyewa jasa becak barang hanya untuk bisa melintas saat genangan banjir menutup jalan. Situasi tersebut bukan hanya menyulitkan, tetapi juga menambah beban ekonomi masyarakat.
“Setiap kali hujan deras, kami selalu was-was. Jalan tergenang, motor tak bisa lewat. Kalau memaksa, risiko mesin mati. Jadi, mau tidak mau harus sewa becak barang. Itu pun harus bayar, padahal setiap hari jalan ini adalah akses utama kami,” ungkap Hartini, seorang warga pengguna jalan yang ditemui di kawasan Bubon.
Masyarakat juga menilai, keberadaan jalan alternatif Cot Murong–Seumuleng merupakan solusi jangka panjang yang selama ini sangat dinantikan. Mereka berharap pemerintah terus melanjutkan pembangunan infrastruktur serupa di titik-titik rawan banjir lainnya agar mobilitas warga tidak lagi terganggu.
“Kami bersyukur pemerintah daerah mendengar keluhan kami. Sekarang ada jalur alternatif yang bisa dipakai kapan saja, baik musim hujan maupun kemarau. Semoga ke depan jalan ini bisa diaspal agar lebih nyaman dilalui,” ujarnnya.
Beni Hardi menegaskan, meski saat ini jalan Cot Murong–Seumuleng masih berupa lapisan kerikil, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kualitasnya secara bertahap. Pembangunan jalan tersebut, lanjutnya, menjadi bagian dari komitmen Pemkab Aceh Barat dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah dan memperlancar roda perekonomian masyarakat.
“Jalan adalah urat nadi perekonomian. Ketika akses masyarakat lancar, maka mobilitas barang dan jasa juga lebih mudah. Kami berharap jalan alternatif ini membawa manfaat besar, khususnya bagi warga Bubon dan Woyla Raya,” pungkas Beni.
Dengan rampungnya jalur Cot Murong–Seumuleng, kini masyarakat Aceh Barat, khususnya yang tinggal di kawasan Bubon dan Woyla Raya, dapat lebih tenang dalam beraktivitas. Kehadiran jalan alternatif ini bukan hanya menjadi solusi atas masalah banjir tahunan, tetapi juga menambah konektivitas strategis menuju pusat pemerintahan dan ekonomi di Meulaboh.
Komentar